Laman

Rabu, 27 Juni 2012

Hubungan Debt to Equity Ratio (DER) terhadap Net Cashflow PT. BCA Cabang Medan


A. Pendahuluan
1. Latar Belakang Penelitian
            Sebuah perusahaan terlihat sehat dilihat dari laporan-laporan keuangan yang diterbitkan secara berkala oleh perusahaan tersebut kepada publik. Dalam hal PT. Bank Central Asia Tbk. sebagai salah satu perusahaan perbankan swasta terbesar di Indonesia, perlu menjadi objek kajian yang dikaji secara komprehensif atas keuangan internal organisasi perusahaannya. Kekuatan internal perusahaan terletak pada model pelayanan nasabah perbankan ini yang dilakukan menyeluruh yang dititik beratkan pada skema customer service yang mumpuni, namun dapat dengan optimal mengangkat reputasi perusahaan sebagai perusahaan swasta dengan pelayanan nasabah terbaik di Indonesia.
            Didirikan pada 21 Februari 1957 dengan nama Bank Central Asia NV, perusahaan yang pernah tergabung dalam grup usaha konglomerasi Sudono Salim ini dikenang dalam sejarah perbankan Indonesia sebagai salah satu bank swasta yang dapat bertahan dari krisis moneter yang pernah terjadi di Indonesia pada tahun 1997-1998. Krisis ini sendiri membawa dampak yang luar biasa bagi perekonomian Indonesia secara umum dan secara khusus ikut mempengaruhi aliran kas dan dana tunai di perusahaan perbankan ini yang bahkan sempat mengancam kelanjutan usahanya. Nasabah yang menjadi panik menyebabkan bank ini kemudian perlu mendapat penanganan khusus dari Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) yang lalu mengambil alih bank ini di tahun 1998.
            Adalah menarik ketika tepat di akhir tahun 1998, perusahaan ini berhasil pulih dengan kembalinya dana pihak ketiga ke tingkat sebelum terjadinya krisis. Aset perusahaan ini meningkat drastis dari 53.36 triliun rupiah pada Desember 1997 menjadi 67.93 triliun Desember setahun kemudian. Kepercayaan nasabah pun berangsur pulih dan perusahaan ini kemudian diserahkan kembali oleh BPPN kepada Bank Indonesia pada tahun 2000. BCA sendiri mengambil langkah besar menjadi perusahaan go public dengan Penawaran Saham Perdana pada tahun 2000 menjual saham sebesar 22,55% yang berasal dari divestasi BPPN. Setelah Penawaran Saham Perdana tersebut, BPPN masih menguasai 70,30% dari seluruh saham BCA. Penawaran saham kedua terjadi pada pada bulan Juni dan Juli 2001, dengan BPPN mendivestasikan 10% lagi saham kepemilikannya atas perusahaan ini.
            Dalam tahun 2002, BPPN melepas 51% dari sahamnya di BCA melalui tender penempatan privat strategis kepada Farindo Investment, Ltd yang berbasis di Mauritius, dengan komposisi per 30 Juni 2009 adalah sebagai berikut:
1.            Farindo Investments (Mauritius) Ltd qualitate qua (qq) Farallon Capital Management LLC sebesar 47.15%.
2.            Anthony Salim sebesar 1.76%.
3.            Saham dibeli kembali PT. Bank Central Asia Tbk. (treasury stock) sebesar 1.18%.
4.            Masyarakat sebesar 49.94%.
            Untuk dapat memperoleh gambaran tentang perkembangan finansial suatu perusahaan, perlu mengadakan analisa atau interprestasi terhadap data finansial dari perusahaan bersangkutan, dimana data finansial itu tercermin didalam laporan keuangan. Ukuran yang sering digunakan dalam analisa finansial adalah ratio. Dalam hal Untuk memahami suatu bisnis dalam kondisi berkembang atau tidak, maka anda perlu mempelajari laporan keuangan, yang terdiri dari: Balance Sheet (neraca keuangan), Income Statement (Laporan Laba Rugi) dan Cash Flow (Laporan arus kas). Dari ketiga hal tersebut, yang paling kritis adalah laporan arus kas atau cash flow. Jika hasil usaha anda terdiri dari berbagai produk/jasa, maka melalui laporan arus kas, anda akan bisa melihat produk atau jasa mana yang paling menguntungkan, usaha mana yang paling banyak mengeluarkan biaya, usaha mana yang perputarannya cepat tetapi marginnya kecil, dan sebagainya. Bahkan dari hal ini kita bisa mengenal seperti apa tipe pelanggan anda, apakah ada perubahan keinginan konsumen yang terlihat dari pergeseran arus kas dari penjualan produk/jasa tertentu. Dari laporan keuangan, terutama arus kas, anda bisa membaca semuanya, dan memperkirakan bagaimana prospek penjualan suatu produk untuk beberapa minggu ke depan. Debt to Equity Ratio (DER) sendiri dapat dimengerti sebagai merupakan perbandingan antara hutang-hutang dan ekuitas dalam pendanaan perusahaan dan menunjukkan kemampuan modal sendiri perusahaan untuk memenuhi seluruh kewajibannya.
            Karenanya penulis dengan ini tertarik untuk mengangkat judul penelitian kali ini yakni “Hubungan Debt to Equity Ratio (DER) terhadap Net Cashflow PT. BCA Cabang Medan”.

2. Rumusan Masalah
            Sesuai dengan uraian yang telah dipaparkan sebelumnya, maka masalah dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: “Bagaimana hubungan Debt to Equity Ratio (DER) terhadap Net Cashflow PT. BCA Cabang Medan?”



3. Tujuan Penelitian
            Tujuan dari penelitian ini tidak lain adalah: untuk menguji hubungan Debt to Equity Ratio (DER) terhadap Net Cashflow PT. BCA Cabang Medan.

4. Manfaat Penelitian
            Adapun dari penelitian ini dapat diambil manfaat berupa :
1.      Bagi Penulis
memberikan pengetahuan yang bermanfaat dengan mengetahui hasil dari hubungan Debt to Equity Ratio (DER) terhadap Net Cashflow PT. BCA Cabang Medan.
2.      Bagi Perusahaan
sebagai sumbangan pemikiran dan masukan kepada pihak manajemen perusahaan terutama mengenai hal-hal yang berkaitan dengan hubungan Debt to Equity Ratio (DER) terhadap Net Cashflow PT. BCA Cabang Medan.
3.      Bagi Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Harapan Medan
sebagai tambahan literatur dan kepustakaan universitas Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Harapan Medan.
4.      Bagi Pihak Lainnya
sebagai bahan rujukan, referensi dan sumber informasi alternatif bagi pihak-pihak yang memiliki kesamaan kepentingan yang melakukan penelitian serupa.



B. Kajian Pustaka
1. Kerangka Teoritis
1.1 Debt To Equity Ratio (DER)
            Pengertian Debt to Equity Ratio (DER) menurut Agnes Sawir (2003:13) adalah “Rasio yang menggambarkan perbandingan utang dan ekuitas dalam pendanaan perusahaan dan menunjukan kemampuan modal sendiri perusahaan tersebut untuk memenuhi seluruh kewajibannya.”
            Tujuan yang harus dicapai oleh manajer keuangan adalah bukan memaksimumkan profit melainkan memaksimumkan kemakmuran pemegang saham atau melalui maksimisasi nilai perusahaan. Tujuan memaksimumkan nilai perusahaan dapat ditempuh dengan memaksimumkan nilai sekarang semua keuntungan pemegang saham yang diharapkan akan diperoleh dimasa datang. Kemakmuran pemegang saham akan meningkat apabila harga saham yang dimilikinya meningkat. Sementara itu harga saham itu terbentuk di pasar modal dan ditentukan oleh beberapa faktor, salah satunya adalah laba per lembar saham atau earning per share yaitu dengan membagi laba yang tersedia bagi pemegang saham biasa (laba setelah pajak dikurangi deviden saham preferen) dengan rata-rata tertimbang jumlah lembar saham yang beredar selama periode perhitungan dilakukan.. Apabila perusahaan melakukan investasi yang bersifat spekulatif, ada kecenderungan harga saham akan turun karena resiko usahanya semakin besar. Frank J. Fabozzi (2000:861). Dengan demikian total kemakmuran pemegang saham dapat diukur dengan menilai peningkatan total kepemilikan saham  dikalikan dengan harga pasar per lembar saham.
            Berdasarkan hal tersebut maka dapat disimpulkan bahwa penggunaan struktur modal yang baik, dalam hal ini adalah penggunaan debt to equity ratio akan memberikan nilai tambah bagi perusahaan dalam bentuk peningkatan earning per share. Kesimpulan tersebut didukung pula oleh  Syarifuddin Alwi (1994 ;342) yaitu :
            “Analisis struktur modal sangat penting bagi perusahaan karena keputusan tentang Debt to Equity Ratio (DER) tertentu akan mempengaruhi baik nilai saham maupun earning per share. Nilai saham yang tinggi akan menarik bagi pemegang saham dan bagi investor untuk membeli saham perusahaan.”

1.2 Cash Flow
            Apabila telah dijalankan usaha sesuai strategi bisnis yang telah dikaji sebelumnya, hasil akhir dari pengelolaan usaha tadi akan tercermin dalam laporan keuangan. Laporan keuangan dapat dibuat secara mingguan, bulanan, triwulanan atau tahunan. Perusahaan yang baik, minimal akan membuat laporan keuangan minimal secara bulanan, namun cash flow sebaiknya di buat mingguan. Arus kas ibaratnya seperti darah segar ditubuh kita, oleh karena itu sebagai pimpinan perusahaan atau orang yang bertanggung jawab di bidang keuangan, anda harus mencermati aliran kas tersebut.
            Pengertian Arus Kas menurut Ridwan S. Sundjaya dan Inge Barlian (2001:61) menyatakan “Arus kas adalah ringkasan aliran kas untuk suatu periode tertentu, laporan ini kadang disebut laporan sumber dan penggunaannya operasi perusahaan, investasi, dan aliran kas pembiayaan serta menunjukkan perubahan kas dan surat berharga selama periode tersebut”.
            Aliran kas dalam perusahaan mencakup dua sektor, yaitu sebagai berikut:
1.            Aliran Kas Masuk (Cash Inflow)
Di dalam aliran kas masuk terdapat aliran kas yang bersifat Continue dan yang bersifat intermittent. Aliran kas masuk yang bersifat Continue, misalnya aliran kas yang berasal dari hasil penjualan tunai, penerimaan piutang, dan sebagainya. Sedangkan aliran kas yang bersifat Intermittent misalnya yang berasal dari penyertaan pemilik perusahaan, penjualan saham, penerimaan kredit dari bank, penjualan aktiva tetap yang tidak terpakai, dan sebagainya.
2.            Aliran Kas Keluar (Cash Outflow)
Pada umumnya aliran kas keluar adalah pengeluaran untuk biaya-biaya, baik biaya-biaya utama (operating), maupun biaya-biaya bukan utama (non operating). Di dalam aliran kas keluar yang terdapat aliran kas yang sifatnya terus-menerus (Continue), misalnya pembelian tunai bahan mentah, pembayaran gaji dan upah karyawan, dan sebagainya. Sedangkan aliran kas keluar yang sifatnya tidak Continue,misalnya pembayaran bunga, pembayaran deviden, pembelian kembali saham perusahaan, aktiva tetap, dan sebagainya.
            Menurut Sundjaja dan Barlian (2003:99-100), aliran kas perusahaan dibagi atas 3 bagian utama:
1.      Aliran kas dari aktivitas operasi yaitu aliran kas yang berhubungan langsung dengan produksi dan penjualan produk maupun jasa perusahaan.
2.      Aliran kas dari aktivitas investasi yang berhubungan dengan pembelian dan penjualan aktiva tetap maupun investasi pada bisnis lain, dimana pembelian mengakibatkan kas keluar dan transaksi penjualan menghasilkan kas masuk.
3.      Aliran kas dari aktivitas pendanaan yang dihasilkan dari pinjaman dari ekuitas.
            Net Cashflow sendiri merupakan terminology akuntasi atas Free Cashflow yang berarti keadaan keuangan perusahaan dalam suatu periodisasi tertentu yang merupakan hasil bersih yang didapat dari pengurangan arus kas operasi perusahaan terhadap hasil belanja modal. Net Cashflow (Net Free Cash Flow) adalah hasil pengurangan dari arus kas operasi perusahaan, biaya modal untuk menjaga tingkat stabil perusahaan ketika terjadi operasi perusahaan, bagian lancar dari hutang jangka panjang perusahaan dan penyusutan. Secara garis besar yang lebih mudah, Arus Kas Bersih merupakan hasil pengurangan Penerimaan Kas perusahaan yang dikurangi dengan Pembayaran Tunai Perusahaan dalam satu periodisasi waktu tertentu, atau hasil penambahan dari 3 bagian utama arus kas yang telah dijabarkan di atas yaitu ; Aliran kas dari aktivitas operasi, Aliran kas dari aktivitas investasi dan Aliran kas dari aktivitas pendanaan.

2. Hipotesis
            Hipotesis dalam penelitian kali ini adalah :
            “Ada hubungan yang positif dan signifikan variabel Debt to Equity Ratio (DER) terhadap variabel Net Cahflow PT. BCA Cabang Medan.”

Selasa, 26 Juni 2012

Analyse Du Groupe Nominal Des Phrases Publicitaires Dans Les Magazines L’Express Et Le Point

ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui penggunaan Groupe Nominal serta mengetahui bentuk elemen penyusun Groupe Nominal yang dominan digunakan dalam majalah L’Express dan Le Point. 
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif dengan sumber data adalah majalah L’Express No. 2990 – 2994 dan Le Point No. 1884 – 1888. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori Françoise Dubois-Charlier, seorang linguis bahasa Perancis yang menganut teori Noam Chomsky, ahli linguistik berkebangsaan Inggris yang terkenal dengan teori X Berpalang.
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, diketahui bahwa penggunaan Groupe Nominal yang dominan digunakan dalam majalah L’Express adalah Groupe Nominal yang terdiri dari Nom yang muncul sebanyak 50 kali. Sedangkan pada majalah Le Point, Groupe Nominal yang dominan muncul adalah Groupe Nominal yang terdiri dari Déterminant yang diikuti Nom sebanyak 50 kali muncul. Selain itu, terdapat pula kategori leksikal Groupe Nominal  yang sama sekali tidak digunakan pada kedua majalah tersebut, yaitu Groupe Nominal yang terdiri dari Déterminant bisu, diikuti Nominal, diikuti Modificateur Rélatif. 

CHAPITRE I
INTRODUCTION
Arrière Plan  
La phrase est une structure. On dit qu’elle est une structure parce qu’une phrase doit avoir des éléments qui la construisent. Dubois-Charlier (1975 : 42) explique que « la construction de la phrase obéit à des règles, la phrase et la constitution des éléments qui forment la phrase obéissant à des règles. La phrase est une organisation, une combinaison d’éléments en fonction de principes, la phrase est une structure. »
La phrase se compose du sujet, verbe, objet, et complément, et tous cela doivent respecter des règles grammaticales. Plus profondément, à l’étude de linguistique, on ne rapporte plus du terme sujet, verbe, objet et complément, mais du nom d’un groupe de mots.
Le groupe de mots, selon www.études-littéraires.com est défini comme « un groupe de mots est l’intermédiaire entre le mot et la phrase, c’est un groupe de mots qui forment une unité par son sens et par sa fonction. »
Le groupe de mots se comporte de trois éléments. Ces constituants sont le groupe nominal (GN), le groupe verbal (GV), et le groupe prépositionnel (GP). 
Marchand (1980 : 30) déclare que quand on veut analyser le groupe de mots, on doit remarquer le constituant ou le type qu’on va analyser et aussi la racine d’une phrase. 
« La phrase de base (symbole : Σ) comprend deux constituants ; le noyau qui décrit la structure abstraite de la phrase à l’aide de règles de réécriture et d’un indicateur syntagmatique et le constituant de phrase (symbole : Const.) qui indique souvant quel type et quelle forme le noyau devra être transformé. »
 
De même, Dubois-Charlier (1975 : 46) interprète que « A toute nos phrases, nous avons donc donné jusqu’ici une analyse sous la forme de deux éléments : le type et le matériau ». Voilà pourquoi on peut comprendre que dans une phrase, il est indispensable qu’il existe le type et aussi le contenu de cette phrase. La phrase est symbolisée avec un sigma (Σ) et puis le type ou le constituant, est connu avec l’abreviation de « T », après ça le contenu d’une phrase est symbolisé en « P ».
Selon Riegel  (1994 : 386),  le type (T) d’une phrase se partage en deux, le type obligatoire (déclaratif, interrogatif, impératif, exclamatif) et le type facultatif (négatif, passif, emphatique). Ces types de phrase peuvent être connus par rapport à des ponctuations et les mots qui les indiquent, cela comme les particularités de chaque type de phrase.
Exemple :
Imaginez un nouvel horizon.
Analyse :         Impératif         +       vous imaginez un nouvel horizon
(Le Point No. 1884)
 
La phrase ci-dessus considère une phrase du type obligatoire du genre impératif. Même si cette phrase n’est pas terminée avec le point d’exclamation (!) qui semble, généralement, la caractère d’une phrase impérative, mais se trouve toujours une autre indice qui montre que cette phrase est celle d’impérative selon la conjugaison du verbe « imaginer » étant conjugué en accordant le sujet « vous » devenant « imaginez ». Cela nous montre qu’on doit bien savoir les indices pour analyser facilement une phrase.
Tandis que le contenu de la phrase (P), c’est les groupe de mots. Parmi les trois groupe de mots, le groupe nominal, ou on peut dire aussi le groupe de mots nominal, est choisi d’être examiné plus spécialement  dans cette recherche. L’analyse du groupe nominal est tirée comme le sujet principal de cette recherche parce qu’il est estimé que, d’après Dubois-Charlier (1975 : 98, 102, 108), le groupe nominal parraît le plus nombreux ou le plus souvent dans une phrase, soit comme lui-même en cas du groupe nominal :
 
Par rapport au diagramme ci-dessus, il est conclu que le groupe nominal se trouve le plus souvent dans une phrase parce qu’il peut être son propre rôle comme le groupe nominal, et en plus, il peut suivre le verbe dans le groupe nominal et aussi suivre la préposition dans le groupe prépositionnel. En plus, dans une phrase, l’existence de GN et GV est vraiment obligatoire. Parce que dans le GN, on peut savoir c’est quoi ou qui est le sujet faisant l’action. Le GV montre quelle est l’action faite par le GN ou le sujet. Bref, les éléments GN et GV qui se relient toujours sont la racine d’une phrase. Mais le GP, il est l’élément facultatif qui ne doit pas être mis dans une phrase, mais il a la fonction de compléter ou donner le complément pourque cette phrase soit plus claire ou plus riche en information.
Marchand (1973 : 4, 9) exprime que « la formule du groupe du nom (GN) de la phrase simple est GN → D + N (se lit : groupe nominal est formé du déterminant, suivi du nom) ». Alors que dans la phrase composée, ces assemblages ne sont que le détérminant et le nom, mais aussi le modificateur (adjectif, complément du nom, et rélatif). On peut conclure que la forme du groupe du nom (GN) pour la phrase composée est GN → D + N + Mod. (se lit : groupe nominal est formé du déterminant suivi du nom, suivi du modificateur).
Exemple :
La    peinture  metalisée  de votre choix.
D         N                Adj.            Comp. du Nom
Phrase  :           La peinture metalisée de votre choix.
Analyse           :           Σ = T + P
                                   T = Décl.  
                                   P = GN
                                  GN = D + N + Adj. + Comp. du Nom 
(L’Express No. 2990
 
Par rapport à l’explication ci dessus, il faut donc bien remarquer et maîtriser ce qu’est le déterminant, nom, et modificateur, surtout leurs constituants. Mais le GN ne se contient pas toujours ces trois éléments. Par exemple, dans une phrase publicitaire, on ne doit pas obéir aux règles grammaticales. Un nom français, généralement, se constitue d’un déterminant avant le nom comme un élément d’un GN. Mais de temps en temps, on ne met pas de déterminant pour rendre l’efficacité d’une langue. Cela rend le statut de déterminant devient muet ou zero (Ø). Ou, pour donner un autre exemple, la position de l’adjectif qui ne se positionne pas toujours après le nom, mais aussi avant le nom, cela dépend du nombre de syllabes de l’adjectif. Si bien que les éléments du GN ne sont que trois mais cela peut être developpé par rapport au résultat de la recherche.
Une phrase existe dans chaque source de lecture, et aussi dans la presse écrite, dans ce cas, l’objet est pris du magazine, dans lequel on trouve les publicités. La phrase publicitaire est considérée comme la phrase dont les éléments ont le caractère spécial qui semble différents que les autres phrases. Une publicité a pour but de promouvoir les produits, elle n’emploie que les phrases simples et courtes parce qu’elle ne veut qu’expliquer ou décrire une chose le plus précisemment possible sans faire une longue histoire si bien que les lecteurs ont le souvenir assez fort du produit publié et que le public a la désir d’en consommer grâce à cette simplicité. Mais de l’autre côté, cette situation cause, de temps en temps, la phrase publicitaire qui n’obéit pas aux règles grammaticales. La grammaire de type de cette phrase n’est pas très important. Il est souvent que dans cette phrase, le sujet ou le verbe sont manqués pour rendre l’efficacité d’une publicité. Cela veut dire que la plupart des phrases publicitaires ne sont pas très bien structurées. 
Exemple :
Plus besoin de protéger ce que vous aimez.
(L’Express No. 2990)
La phrase ci-dessus montre que cette phrase n’est pas formée d’une règle grammaticale. Il faudrait que cela est en forme vous n’avez plus besoin de protéger ce que vous aimez, avec le sujet vous comme le N dans le GN qui manque dans cette phrase et le verbe avoir, comme le V dans le GV, conjugué en avez à la forme négative en ajoutant ne…plus. Mais cette phrase comme celle de publicité est acceptée car cela est orienté d’un style d’efficacité et simplicité mais remarquable.
Selon www.oasisfle.com, la publicité a la tendance d’utiliser le type descriptif et aussi le type argumentatif. Car dans une publicité, particulièrement dans la publicité de la voiture, on décrit sa spécification selon l’espace, la couleur, le modèle, et sûrement les avantages qu’on va gagner dès qu’on la conduit. De plus, l’analyse d’une phrase publicitaire de la voiture rend ceux qui la lisent soient plus compris car la voiture est un objet commun comparé, par exemple, avec les produits de maquillages qui ne sont que sus par les femmes et que dedans il existe beaucoup de group nominal. D’ailleurs, il est estimé que les gens connaissent bien la voiture car elle est comme l’une des transports utilisée assez nombreuse dans le monde et que beaucoup de gens ont l’envie de posseder la voiture. Voilà pourquoi, elle est considérée comme l’objet commun. De l’autre côté, le choix d’observer la publicité de la voiture est dominé par l’intêret de l’auteur de savoir plus sur la catégorie léxicale trouvée dedans. Les phrases publicitaires peuvent être employées comme une source car ses textes sont moins courts que les autres sources, par exemple un article dans un magazine, un récit, ou bien une rubrique. Dans cette recherche, le magazine L’Express et Le Point sont employés comme sa source parce qu’il existe beaucoup de sorte de la publicité dedans, entre autre la publicité du parfum, la navigation aérienne, la carte de téléphone, l’horloge, les chaussures, les vestes et aussi la voiture, mais celle de voiture se trouve plus nombreuse que les autres. Si bien que la source est plus facille d’être observée grâce â sa quantité. De l’autre côté, les phrases qui se trouvent dans la publicité de la voiture sont plus nombreaux que celles de l’autre publicité. 
Les magazines choisis, L’Express et Le Point, dans le domaine publicitaire, ils ont le même style par rapport au style de phrase publicitaire et ne possèdent pas beaucoup de différents, car se trouve assez souvent la même publicité entre ces deux magazines. Mais, par rapport au resultat de la recherche, la différence est toujours existée.
Exemple          :
Laisser moins de traces sur la planète, c’est l’engagement Renault eco2.
(L’Express No. 2990)
 
Laisser moins de traces sur la planète, c’est l’engagement Renault eco2.
(Le Point No. 1886)
 
Le texte publicitaire dans le magazine est considéré différent que l’autre texte à cause de sa simplicité, voilà pourquoi il est donc tiré comme l’objet observé. Puis, à la fin, on peut savoir quelle constitution du type de groupe nominal qui est parue la plus fréquente dedans, de plus c’est pour savoir qu’est la raison de l’utilisation de cette constitution, et aussi pour connaître la variation d’apparence de la constitution dans le groupe nominal. 
La même recherche a été observée par Nasution. Elle se concentre aussi au groupe nominal mais de langue arabe. Elle conclut que dans la langue arabe, le GN se compose de quelque catégorie lexicale, ce sont le GN → N, GN → N + Adj. , GN → N + Num. , GN → Interrog. + N , GN → Pron. Penunjuk N , GN →  N Klausa Relatif, GN → N  Frasa Nominal, GN → Adj. N.
Mais le groupe nominal n’est pas encore observé par les étudiants du département de français à l’Université de Medan.
 
Selon les explications ci-dessus, il est estimé essentiel de faire une recherche concernant l’analyse du groupe nominal des phrases publicitaires dans les magazines. Cette recherche est exprimée dans le mini mémoire dont le titre est « GROUPE NOMINAL DES PHRASES PUBLICITAIRES DANS LES MAGAZINES L’EXPRESS ET LE POINT ».
 
CHAPITRE II
RECOURS AUX THÉORIES
Plan de Théories
Recours aux théories est une partie de la recherche pour expliquer la définition des choses qui vont être observées. Cette partie se compose de plusieurs théories qui se relient avec la base de la réfection ou d’autre explication. Donc, le recours aux théories dans cette recherche est la définition du groupe nominal, la phrase, la publicité, le magazine, et le magazine L’Express et Le Point.
 
Groupe Nominal
Groupe nominal est considéré comme un élément très important dans une phrase. Marchand (1973 : 9) explique que « le groupe du nom est formé d’un déterminant et d’un nom ». Dans la langue française, le nom ne peut pas être indépendant. Il doit avoir le déterminant qui se place avant du nom puis, pour rendre plus clairement le nom, soit selon sa qualité, soit selon sa quantité, la présence du modificateur est aussi importante. Ensuite, pourque ce nom soit compris par ceux qui le lisent, il est possible de mettre le modificateur (l’adjectif, le complément du nom, et la relative).
Mais, il est possible aussi que le GN ne consiste pas seulement de ces trois éléments et qu’ils se forment de l’autre élément en autre forme après avoir fait la recherche.
Selon Bescherelle (2008 : 16), « Nature des constituants obligatoires du GN c’est les détérminants, alors que la nature des constituants non-obligatoires du GN est les adjectifs, les compléments du nom, et les propositions subordonées relatives ».
 
Déterminant
Riegel (1994 : 152) dit que « le détérminant porte les marques de genre et de nombre du GN. » 
Selon Marchand (1973 : 9), le détérminant se partage en quelques parties.
Article 
- Indéfinis (symbolisé : Art. Ind.)
   un, une, des
- Définis (symbolisé : Art. Déf.)
   le, la, les
- Partitifs (symbolisé : Art. Part.)
   du, de la, de l’, des
 
Adjectif (détérminant) démonstratifs (symbolisé : Dém.)
   ce, cette, ces
 
Adjectif (déterminant) possessifs (symbolisé : Poss.)
mon, ton, son, ma, ta, sa, notre, votre, leurs, mes, tes, ses, nos, vos, leurs 
 
Adjectif (déterminant) numéral (symbolisé : Adj. Num.)
   un, deux, trois, quatre, cinq, six, cent, mille, etc.
 
Adjectif (déterminant) indéfini (symbolisé : Adj. Ind.)
tout, toute, beaucoup, plus, chaque, chacun, quelque, même, etc.       
 
En plus, le déterminant est classé en quatre groups ;
Les pré articles (Pré Art.) sont les déterminants qui précèdent l’article.
Exemple :
Toute   la  ville
Pré. Art   Art.      N
 
Les démonstratifs (Dém.) exclue l’article ; ils forment une catégorie différente de la précédente.
Exemple :
Tous   ces  gens
Pré. Art    Dém.     N
 
Les articles (Art.) sont obligatoires.
Exemple :
La  femme
Art.        N
 
Les post articles (Post Art.) sont les déterminants qui suivent l’article.
Exemple :
Les  mêmes hommes
Art.    Post Art.           N
 
 
Nom
Le nom, d’après Maingueneau (1999 : 69), est « un domaine pour l’accord, mais ce dernier concerne les marques de genre et de nombre, qui sont toutes deux des oppositions binaires : masculin vs féminin, singulier vs pluriel ».
Marchand (1973 : 14) déclare le classement du nom :
-  Nom commun
Exemple :   la table, le chien, le cosmonaute.
-  Nom propre
Exemple :  Dupont, Paris, Seine.
-  Nom animé
Exemple :  un chat, un enfant, Paul.
-  Nom non-anime
Exemple :  un arbre, une moto, une assiette.
-  Nom humain
Exemple :  un homme, un professeur, Sandrine.
-  Nom non-humain
Exemple :  le soleil, un sac, une voiture.
-  Nom comptable
Exemple :  deux fenêtres, cent stylos, onze papiers.
-  Nom non-comptable
Exemple :  du courage, de la gaieté, de la beauté.
-  Nom masculin
Exemple :  mon cheval, ton père, le livre, un lit.
-  Nom féminin
Exemple :  une chatte, sa mère, la femme
-  Nom singulier 
Exemple :  un tableau, la danse.
-  Nom pluriel
Exemple :  les tableaux, les danses.
 
Modificateur
Les constituants obligatoires du groupe nominal sont le nom et son déterminant. Cependant, un groupe nominal comprend également souvent des constituants non-obligatoires, qui complètent le nom noyau et qu’on appelle des expansions du nom ou le modificateur.
Le modificateur, selon Dubois-Charlier (1975 : 97), se compose de « Groupe nominal a des formes diverses, ces éléments sont l’adjectif, la relative, et le complément du nom ». 
Adjectif
Un nom devient de plus en plus clair quand il est suivi par un adjectif. 
D’après Bescherelle (2008 : 347), l’adjectif comprend de quelques sortes :
 
Adjectif qualificatif épithète
L’adjective qualificative épithète est étroitement unie au nom auquel il se rapporte. Cet adjectif ne peut en être séparé ni par un complément du nom ni par une relative.
 
-  Adjectif verbal (participe présent) en fonction d’épithète                             
Cet adjectif est un participe présent qui se comporte comme un adjectif qualificatif.
 
-  Adjectif verbal (participe passé) en fonction d’épithète
Le participe passé, dans ce cas là, est indépendant sans auxiliaire avoir ou être.
 
Complément du Nom
Bescherelle (2008 : 355) dit que « Complément du nom est un terme traditionnel qui désigne un nom (ou un groupe nominal) complétant un autre nom (ou un autre groupe nominal) par l’intermédiaire d’une préposition ».
Basé sur cette explication, il est remarqué que le complément du nom peut être un nom ou pronom.
En cas de préposition, ce sont la préposition à, de, et en étant utilisées la plus fréquemment.
 
Relative
La relative se fonctionne à compléter un nom, un groupe nominal ou un pronom appartenant à la proposition principale : elle fait partie des expansions du nom au même titre que le GN complément du nom ou l‘adjectif épithète.
Le modificateur relatif se partage en deux types.
-   Relative déterminative
-   Relative explicative
 
 
Phrase
La phrase, on peut la trouver dans n’importe quelle écriture, soit dans un journal, dans un livre, dans une pancarte, etc. 
Il y a quelques explications qui simplifient la définition d’une phrase, entre autre dans le site www.bbouillon.free.fr qui exprime que « une phrase est l’unité de communication linguistique ; c’est la suite phonique minimale par laquelle un locuteur adresse un message à un auditeur ».
Selon Dubois-Charlier (1970 : 17), « la phrase (symbole : Σ) est composée de constituant (symbole : C) suivi par le noyeau (symbole : P) ».
Par rapport de ces définitions ci-dessus, la phrase peut être su que cela est une réunion des mots ou des propositions bien structurées et pleine d’idée  qui a un noyeau pour lancer un message prononcée avec plusieurs intonations ayant le but pour accentuer cette phrase.
 
Publicité
En général, la publicité est un moyen pour promouvoir des produits. Ce moyen est utilisé pour que les autres connaissent son existence, ses profits et aussi afin qu’ils aient la volonté de les acheter. Selon le site www.lettres.acversailles.fr, la publicité est « l’art d’exercer une action psychologique sur le public à des fins marchandes ». 
Ces explications se relient avec celle du site www.pppi.or.id, que la définition de la publicité est « segala bentuk pesan tentang suatu produk disampaikan melalui suatu media, dibiayai oleh pemrakarsa yang dikenal, serta ditujukan kepada sebagian atau seluruh masyarakat ». C’est-à-dire que la publicité est un message d’un produit étant transmis à travers des medias, payée par les financiers et destinée à tous ou la plupart des gens.
De ces explications ci-dessus, on peut savoir que la définition de la publicité est une information faite pour promouvoir et publier un produit soit une chose soit un mérite ayant le but de faire apparaître la volonté des gens pour les acheter.
 
Magazine
Magazine est l’un des médias imprimés donnant des informations dont les lecteurs viennent de plusieurs âges et des différents status socials.
Selon Rey dans Harahap (2008 : 17) « magazine est une publication périodique, généralement illustrée ». 
Moeliono dans Harahap (2008 : 17) simplifie que « majalah merupakan suatu terbitan berkala, yang berisi berbagai liputan jurnalistik, pandangan tentang topik aktual yang patut diketahui konsumen pembaca ». C’est-à-dire qu’un magazine est une édition périodique dont le contenu se compose des rapports journalistiques, des points de vus sur le sujet ou la nouvelle d’aujourd’hui qui sont possibles d’être sus par les gens.”. 
Des points de vus ci-dessus, il est compris qu’un magazine est un ensemble des rapports journalistiques qui examine un sujet ou une nouvelle d’aujourd’hui confiencement qui est illustrée par les dessins apparaissant périodiquement.
Le genre du magazine selon son temps d’apparition se compose du magazine mensuel et celle d’hebdomadaire. Tandis que selon le contenu, se compose du magazine sportif, le magazine pour homme et femme, le magazine de la séance, le magazine littéraire, et le magazine pour enfant.
Dans ce cette recherche, le magazine observé est le magazine L’Express et Le Point. Ils sont les magazines françaises, qui parraîssent une fois par mois. Ils offrent des informations sur les nouvelles actuelles se passerant en France. Cela comprend des nouvelles sur la politique, l’actrice, la musique, la téchnologie, la tendence de vie, le loisir, ou les événements qui sont en train d’y passer.
 
Magazine  L’Express et Le Point
L’Express
L’Express est le magazine hebdomadaire pleine d’information actuelle. Il est parru dans des pays hors de France, entre autre dans les pays d’outre mer comme à Nouvelle Calédonie, Polynésie Française, Guyane Française, la Réunion, Martinique, Guadalope, etc. L’Expresse se compose d’envoiron de cinquante cent pages avec des nouvelles variées. Au site d’intérnet, les nouvelles de L’Express peut être su en ligne www.lexpress.fr. Plus avancé que Le Point, L’Express a été inventé par deux journalistes aux talents complémentaires ; Françoise Giroud et Jean-Jacques Servan-Schreiber. Le 16 mai 1953, c’était la date où le premier L’Express paraissait au public.
 
Le Point
Ce magazine, en principe, est un magazine hebdomadaire d’information générale actuelle. De même que L’Express, Le point est distribué aux pays d’outre mer français. Le Point se compose aussi d’environ de cinquante cent pages pleins de nouveaux variés. Pour accéder les nouvelles en ligne c’est à l’adresse www.lepoint.fr. Il a été fondé par un équipe de journalistes en 1972, par Olivier Chevrillon, Claude Imbert, Jacques Duquesne, Pierre Billard, etc. Et son premier numéro a été lancé le 25 septembre 1972.
 
Plan de Concept
Une phrase se contient, sans doute, de quelques groupe du nom. On peut le sait, au premier lieu, en analysant une phrase avec le diagramme d’arbre. Groupe du nom est un group des mots qui se comprend d’une unité grammaticale dans une phrase. Groupe du nom se renferme de groupe nominal (GN), groupe verbal (GV), groupe prépositionel (GP), et que chaque groupe du nom possède son propre contenu.
Groupe du nom se remarque dans toutes les rédactions et aussi dans celles de publicitaires. Ces phrases sont utilisées pour promouvoir des produits vendus et pour informer les besoins des publics en phrases assez incitées. Voilà pourquoi, la redaction peut être signifiée une communication.
La publicité, c’est la manière d’attirer, chez les vandeurs, l’attention des publics pourqu’ils achètent leurs produits. 
La publicité parrue dans les masse-médias, entre autre, dans le magazine. Le magazine est un média pour publier les produits périodiquement et bien illustrés ou non-illustrés.
 
 
BIBLIOGRAPHIE
Bescherelle. 2008, Mots et Groups de Mots, Paris : Larousse.
Dubois-Charlier, Françoise. 1975, Comment S’Initier À La Linguistique, Paris : Libraire Larousse.
Dubois, Jean. 1970, Éléments de Linguistique Française : Syntaxe, Paris : Larousse
Harahap, Fifi Yunita. 2008, Mémoire : Analisis Fungsi Bahasa Pada Majalah « LABEL », Medan.
Mainguneau, Dominique. 1999, Syntaxe du Français, Paris : Hachette
Marchand, Frank. 1980, Manuel de Linguistique Appliquée, Paris : Delagrave.
Moleong, Lexy. J. 2006, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung : Rosda.
Nasution, Rahlina Muskar. 2002, Thèse : Frasa Nominal Bahasa Arab Menurut Teori Penguasaan Dan Pengikatan, Medan.

Ridwan, M. 2002, Kamus Ilmiah Populer, Jakarta : Pustaka Indonesia.
Riegel, Martin., Jean-Christophe Pellat., et René Rioul. 1994, Grammaire Méthodique du Français, Paris : Larousse.
Santoso, Gempur. 2005, Metodologi Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif, Jakarta : Prestasi Pustaka.
L’Express, No. 2990 (du 23 au 29 octobre 2008)
L’Express, No. 2991 (du 30 au 5 novembre 2008)
L’Express, No. 2992 (du 6 au 12 novembre 2008)
L’Express, No. 2993 (du 13 au 19 novembre 2008)
L’Express, No. 2994 (du 20 au 5 novembre 2008)
Le Point, No. 1884 (du 23 au 29 octobre 2008)
Le Point, No. 1885 (du 30 au 5 octobre 2008)
Le Point, No. 1886 (du 6 au 12 octobre 2008)
Le Point, No. 1887 (du 13 au 19 octobre 2008)
Le Point, No. 1888 (du 20 au 5 novembre 2008)